JANJI ALLAH BAGI WANITA SHALEHAH SURGA - wanita shalehah ialah dambaan setiap wanita muslim di muka bumi ini. juga dambaan bagi calon pendamping/pendamping hidup suaminya. walaupun masih banyak laki-laki hanya melihat penampilan zahirnya saja dalam memilih calon pendamping hidupnya, padahal unsur akhlak ialah lebih utama, yang mampu menjsaudara termudaan kebahagiaan dalam berumah tangga. busana muslim wanita putih
sabda rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ ِلأََرْبَعٍ: لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِيْنِهَا. فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
“wanita itu di nikahi alharapannnya ialah empat perkara yaitu alharapannnya ialah hartanya, alharapannnya ialah keturunannya, alharapannnya ialah kemengagumkanannya, alharapannnya ialah agamanya. maka pilihlah olehmu wanita yang punya agama, engkau akan beruntung.” (hr. al-bukhari no. 5090 muslim no. 1466). busana muslim wanita pria
selain itu wanita shalehah memiliki keutamaan, mirip dalam sabda baginda nabi muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dalam hadits :
الدُّنْيَا مَتاَعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
“sesungguhnya dunia itu ialah perhiharapann sebaik-baik perhiharapann dunia ialah wanita shalihah.” (hr. muslim no. 1467).
ciri-ciri (sifat) istri shalehah ialah :
firman allah subhanhu wa ta’ala :
ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَآ أَنفَقُوا۟ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ ۚ فَٱلصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُ ۚ وَٱلَّٰتِى تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَٱهْجُرُوهُنَّ فِى ٱلْمَضَاجِعِ وَٱضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا۟ عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا
“kaum laki-laki itu ialah pemimpin bagi kaum wanita, oleh alharapannnya ialah allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), alharapannnya ialah mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh alharapannnya ialah allah telah memelihara (mereka). wanita-wanita yang kau khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka pisahkanlah mereka di daerah tidur mereka, pukullah mereka. kemudian jikalaulau mereka mentaatimu, maka janganlah kau mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. sesungguhnya allah maha tinggi lagi maha besar.” (qs: an-nisaa ayat: 34)
dalam ayat di atas di sebutkan di antara ciri (sifat) wanita shalihah ialah taat kepada allah kepada suaminya dalam perkara yang ma‘ruf lagi memelihara dirinya ketika suaminya tidak berada di sampingnya. busana muslim wanita rabbani
asy-syaikh abdurrahman bin nashir as-sa‘di rahimahullah berkata: “tugas seorang istri ialah menunaikan ketaatan kepada rabbnya taat kepada suaminya, alharapannnya ialah itulah allah berfirman: “wanita shalihah ialah yang taat,” yakni taat kepada allah subhanahu wa ta’ala, “lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada.” yakni taat kepada suami mereka bahkan ketika suaminya tidak ada (seg bepergian, pen.), dia menjaga suaminya menjaga dirinya harta suaminya.” (tafsir al-karimir rahman, hal.177).
rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada umar ibnul khaththab radhiallahu ‘anhu :
أَلاَ أُخْبِرَكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ، اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهَ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهَ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهَ
“maukah aku isukan kepadamu wacana sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila di pang akan menyenangkannya, bila di perintah akan mentaatinya, bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.” (hr. abu dawud no. 1417. asy-syaikh muqbil rahimahullah berkata dalam al-jami’ush shahih 3/57: “hadits ini shahih di atas syarat muslim.”)
rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا، قِيْلَ لَهَا: ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
“apabila seorang wanita shalat lima waktu, puharapan sebulan (ramadhan), menjaga kemaluannya taat kepada suaminya, maka dikatakan kepaya: masuklah engkau ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau sukai.” (hr. ahmad 1/191, dishahihkan asy-syaikh al albani rahimahullah dalam shahihul jami’ no. 660, 661) busana muslim wanita ranti
dari dalil-dalil yang telah di sebutkan di atas, lah kita simpulkan bahwa ciri (sifat) istri yang shalihah ialah sebagai berikut:
1. mentauhidkan allah subhanahu wa ta’ala mempersembahkan ibadah hanya kepada-nya tanpa menyekutukan-nya sesuatupun.
2. tunduk kepada perintah allah subhanahu wa ta’ala, terus menerus dalam ketaatan kepada-nya banyak melakukan ibadah mirip shalat, puharapan, bersedekah, selainnya. membenarkan segala perintah ngan allah subhanahu wa ta’ala.
3. menjauhi segala perkara yang ding menjauhi sifat-sifat yang rendah.
4. selalu kembali kepada allah subhanahu wa ta’ala bertaubat kepada-nya sehingga verbalnya senantiharapan dipenuhi istighfar dzikir kepada-nya. sebaliknya ia jauh dari perkataan yang laghwi, tidak berberfaedah membawa dosa mirip dusta, ghibah, namimah, lainnya.
5. menaati suami dalam perkara kebaikan bukan dalam bermaksiat kepada allah subhanahu wa ta’ala melaksanakan hak-hak suami sebaik-baiknya.
6. menjaga dirinya ketika suami tidak berada di sisinya. ia menjaga kehormatannya dari tangan yang hendak menyentuh, dari mata yang hendak melihat, atau dari indera pendengaran yang hendak mendengar. demikian juga menjaga anak-anak, rumah, harta suaminya.
ciri (sifat) istri shalihah lainnya mampu kita rinci berikut ini berdharapanrkan dalil-dalil yang disebutkan setelahnya :
1. penuh kasih akung, selalu kembali kepada suaminya mencari maafnya.
rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ اَلْوَدُوْدُ الْوَلُوْدُ الْعَؤُوْدُ عَلَى زَوْجِهَا، الَّتِى إِذَا غَضِبَ جَاءَتْ حَتَّى تَضَعَ يَدَهَا فِي يَدِ زَوْجِهَا، وَتَقُوْلُ: لاَ أَذُوقُ غَضْمًا حَتَّى تَرْضَى
“maukah aku isuhukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih akung, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. di mana jikalaulau suaminya marah, dia mendatangi suaminya meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: “aku tak tidur sebelum engkau ridha.” (hr. an-nharapani dalam isyratun nisa no. 257. silsilah al-ahadits ash shahihah, asy-syaikh al albani rahimahullah, no. 287)
2. melayani suaminya (berkhidmat kepada suami) mirip menyiapkan makan minumnya, daerah tidur, pakaian, yang semacamnya.
3. menjaga rahasia-rahasia suami, lebih-lebih yang berkenaan korelasi intim antara dia suaminya. asma’ bintu yazid radhiallahu ‘anha menceritakan dia pernah berada di sisi rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. ketika itu kaum lelaki wanita seg duduk. mudau shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya istrinya (ketika berkorelasi intim), barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama suaminya?” maka mereka semua membisu tidak ada yang menjawab. aku (asma) pun menjawab: “demi allah! wahai rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri) benar-benar melakukannya, demikian pula mereka (para suami).” mudau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فَلاَ تَفْعَلُوا، فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِثْلُ الشَّيْطَانِ لَقِيَ شَيْطَانَةً فِي طَرِيْقٍ فَغَشِيَهَا وَالنَّاسُ يَنْظُرُوْنَ
“jangan lagi kalian lakukan, alharapannnya ialah yang demikian itu mirip syaithan jantan yang bertemu syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara insan menontonnya.” (hr. ahmad 6/456, asy-syaikh al albani rahimahullah dalam adabuz zafaf (hal. 63) menyatakan ada syawahid (pendukung) yang menjsaudara termudaan hadits ini shahih atau paling sedikit hharapann) busana muslim wanita simple
4. selalu berpenampilan yang bagus menarik di hadapan suaminya sehingga bila suaminya memang akan menyenangkannya. rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَلاَ أُخْبِرَكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ، اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهَ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهَ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهَ
“maukah aku isukan kepadamu wacana sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya”.
(hr. abu dawud no. 1417. asy-syaikh muqbil rahimahullah berkata dalam al-jami’ush shahih 3/57: “hadits ini shahih di atas syarah muslim.”)
5. ketika suaminya seg berada di rumah (tidak bepergian/safar), ia tidak menyibukkan dirinya melakukan ibadah sunnah yang menghalangi suaminya untuk istimta‘ (bernikmat-nikmat) nya mirip puharapan, terkecuali bila suaminya mengizinkan. rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَصُومَ وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلاَّ بِإِذْنِهِ
“tidak halal bagi seorang istri berpuharapan (sunnah) sementara suaminya ada (tidak seg bepergian) kecuali izinnya”. (hr. al-bukhari no. 5195 muslim no. 1026)
6. pandai mensyukuri pemberian kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya, alharapannnya ialah rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku i kebanyakan penghuninya ialah kaum wanita yang kufur.” ada yang bertanya kepada mudau: “apakah mereka kufur kepada allah?” mudau menjawab: “mereka mengkufuri suami mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: “aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” (hr. al-bukhari no. 29 muslim no. 907) busana muslim wanita shafira
rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda:
لاَ يَنْظُرُ اللهُ إِلَى امْرَأَةٍ لاَ تَشْكُرُ لِزَوْجِهَا وَهِيَ لاَ تَسْتَغْنِي عَنْهُ
“allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur kepada suaminya padahal dia membutuhkannya.”
(hr. an-nharapani dalam isyratun nisa. silsilah al-ahadits ash-shahihah no. 289)
7. bersegera memenuhi ajakan suami untuk memenuhi hasratnya, tidak menolaknya tanpa alharapann yang syar‘i, tidak menjauhi daerah tidur suaminya, alharapannnya ialah ia tahu takut terhadap isu rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا مِنْ رَجُلٍ يَدْعُو امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَتَأْبَى عَلَيْهِ إِلاَّ كَانَ الَّذِي فِي السَّمَاءِ سَاخِطًا عَلَيْهَا حَتَّى يَرْضَى عَنْهَا
“demi dzat yang jiwaku berada di tangan-nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke daerah tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha paya.” (hr. muslim no.1436)
إِذَا بَاتَتِ الْمَرْأَةُ مُهَاجِرَةً فِرَاشَ زَوْجِهَا لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تَرْجِعَ
“apabila seorang istri bermalam dalam keadaan meninggalkan daerah tidur suaminya, niscaya para malaikat melaknatnya hingga ia kembali (ke suaminya).”
(hr. al-bukhari no. 5194 muslim no. 1436)
semoga wanita (istri) istri kita termasuk dalam kategori wanita (istri) shalehah, menjadi keluarga sakinah, mawwadah warrahmah. amin… ya raballallamin….. http://www.hafizabysalma.com/
di kutip/di sarikan dari http://www.asysyariah.com
penulis: al-ustadzah ummu ishaq zulfa husein al-atsariyyah.
judul : istri shalihah, keutamaan sifat-sifatnya.
Komentar
Posting Komentar